Jadi Negara Paling Dermawan, Sejumlah PR Masih Menanti Indonesia

oleh
oleh

JAKARTA, VoiceMagz.com – Dianugerahi menjadi negara paling dermawan bukan berarti tak banyak pekerjaan rumah (PR) terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat yang menanti di belakang.

Masih banyak sebenarnya PR untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan yang perlu dilakukan negara.

“Pemerintah dan elit harus memahami hal ini, masyarakat sudah menunjukkan hal baik. Negara harus lebih hadir. Ini juga tantangan bagi BAZNAS,” ujar Direktur Utama  Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Arifin Purwakananta di Jakarta, Rabu (7/11).

Hal ini, lanjut Arifin bisa jadi momentum bagi kita semua untuk lebih menata kedermawanan ini agak tidak disalahgunakan.

“Ini juga jadi tugas buat LAZ untuk memberi keyakinan dan meningkatkan kepercayaan muzakih untuk menyalurkan zakatnya,” papar Arifin.

BAZNAS sendiri menyambut baik atas pencapaian Indonesia menjadi negara yang paling dermawan sedunia sesuai laporan World Giving Indeks oleh Charities Aid Foundation (CAF) pada Oktober 2018 ini.

Ini adalah pertama kalinya Indonesia berhasil menduduki peringkat satu setelah berada di peringkat kedua pada 2017 lalu.

Terdapat tiga aspek penilaian dalam laporan CAF World Giving Index 2018 yang dilakukan kepada 146 negara, yaitu membantu orang yang tidak dikenal, donasi bantuan amal, dan relawan yang ikut andil dalam proses tersebut.

“BAZNAS berterimakasih, Indonesia mengalahkan banyak negara-negara besar. Indonesia ini negara yang masyarakatnya dermawan, kedermawanan ini yang membuat Indonesia bisa bertahan dari hal-hal seperti masalah ekonomi, sosial, politik,” kata Arifin lagi.

Ia menambahkan, Indonesia diisi oleh profil-profil humanis yang berjiwa sosial, peduli sesama, sabar, dan saling menolong yang itu merupakan karakter baik dalam peradaban Indonesia. Arifin juga mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus melakukan hal kebaikan dan dapat jadi contoh baik kepada negara-negara lain.

“BAZNAS berharap, pencapaian ini jadi momentum untuk lebih meningkatkan rasa kepedulian masyarakat Indonesia yang selama ini belum bisa mengeluarkan kepeduliannya secara langsung,” katanya.

Arifin mengatakan, kepedulian ini juga ditopang langsung oleh banyak organisasi pengelola zakat di Indonesia yakni dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), lembaga amil zakat lain dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ).

Direktur BAZNAS, Arifin Purwakananta saat menjelaskan anugerah Indonesia sebagai negara paling dermawan.

Menurutnya, potensi donasi yang berasal dari masyarakat Muslim Indonesia berjumlah Rp217 triliun, sementara yang baru bisa dihimpun secara formal saat ini berjumlah Rp7 triliun.

“Itu menandakan masih banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk kedepan sehingga masayrakat zakat Indonesia mejadi sangat berperan dalam membetuk pribadi dermawan. Maka BAZNAS mengajak seluruh BAZNAS Kabupaten, Provinsi/Kota, lembaga-lembaga amil zakat, UPZ, dan para tokoh-tokoh zakat untuk terus mengkampanyekan dan mendorong kebaikan kebaikan dari dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf,” kata Arifin.

Setiap tahun, kepedulian masyarakat untuk berbagi juga meningkat, seperti ditunjukkan oleh peningkatan jumlah penghimpunan zakat, infak dan sedekah melalui organisasi pengelola zakat yang naik sekitar 30 persen setiap tahunnya.

Data yang dikeluarkan Charities Aid Foundation (CAF) dalam laporan World Giving Index 2018 menyebut, Indonesia menempati posisi pertama dengan CAF World Giving Index score keseluruhan 59 persen. Nilai membantu orang tak dikenal sebesar 46 persen donasi bantuan amal 78 persen dan nilai relawan sebesar 53 persen.

Menyusul di posisi kedua adalah Australia dengan score keseluruhan yakni 59 persen, posisi ketiga ditempati oleh Selandia Baru dengan score keseluruhan 58 persen, Amerika Serikat diposisi keempat score keseluruhan 58 persen dan Irlandia berada di posisi kelima dengan 56 persen. (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.