‘Jejak Cinta’, Upaya Membuat Mulus Berbagai Pesan Dari Singkawang

oleh
oleh

JAKARTA, VoiceMagz.com – Mengangkat berbagai tema dalam satu film sekaligus memang bukan perkara mudah. Apalagi jika salah satu temanya itu ‘cukup berat’ untuk dicerna sebagai sebuah bentuk tontonan. Tema ‘cukup berat’ itu harus mampu diterjemahkan dengan smooth alias mulus tanpa mengurangi bobot tema itu sendiri.

Tarmizi Abka, sutradara ‘Jejak Cinta’ memang tak perlu lagi diragukan kemampuannya dalam mengeksplore dari sisi gambar. Di film ini, kemampuan itu sangat terlihat. Ia sukses meramu keindahan alam Singkawang plus dengan angle-angle ciamik kelenteng tempat dua pemeran utama film ini, Baim Wong dan Prisia Nasution banyak menghabiskan waktu bersama sebagai sebuah pesan pertama di film ini.

Adegan dibuka dengan seputar kisah pertemuan Hassan (Baim Wong) dan Maryana (Prisia Nasution) di Singkawang. Pesan ketiga diselipkan saat Maryana yang seorang desainer batik yang sengaja pulang ke tanah kelahirannya ini untuk membuat desain batik Tidayu (Tionghoa, Dayak, Melayu) yang akan diikutkan dalam ajang Festival Batik di Berlin. Sedangkan Hassan datang ke Singkawang untuk menjadi seorang guru.

Sesekali juga diselipkan adegan flash back saat Maryana kecil yang diasuh sang ayah usai maut menjemput ibundanya karena kanker serviks.

Hal inilah yang juga menjadi kekhawatiran Maryana akan dirinya. Akankah ia bernasib sama dengan ibundanya kelak. Inilah, pesan kedua film ini.

Kisah cinta Hassan dan Maryana pun mengalir hingga sampai ke pelaminan. Namun di tengah-tengah perjalanan ini konflik baru muncul. Tiba-tiba, Sarah (Della Perez) mantan pacar Hassan muncul. Ayah Della (Mathias Muchus)  dipenjara karena terlibat kasus korupsi dan narkoba.

Sarah meminta Hassan menolong sang ayah yang diduga difitnah oleh lawan politiknya. Semua itu dilakukan Hassan dengan diam-diam hingga menimbulkan kecurigaan Maryana.

Hassan pun terpaksa harus berbohong pada Maryana dalam upayanya menolong ayah Sarah. Di satu sisi, Maryana tengah menghadapi rasa sakit. Ia pun memeriksakan dirinya ke dokter. Dan hasilnya, ia positif terkena kanker serviks, penyakit yang sama dengan almarhum ibunya. Sayangnya, pesan ini dibiarkan menggantung.

Hal ini tentu mengundang dugaan jika film yang mulai rilis pada 6 September 2018 ini akan ada sekuel berikutnya.

“Kita tunggu saja, kita sih yang di balik layar semangat semua,” ujar sang sutradara, Tarmizi Abka usai premiere film ini di Jakarta, Minggu (2/9). (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.